Selasa, 21 Januari 2014

KRISTALISASI SIVA SIDDHANTA DALAM BANTEN PERAS



BANTEN PERAS
I.                   PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dalam setiap upacara yadnya yang dilaksanakan khususnya diBali tidak bisa lepas dari sarana upakara yang disebut dengan banten. Banten-banten yang digunakan daalm setiap upacara berbeda-beda sesuai dengan tujun pnggunaannya karena masing-masing dari banten itu memiliki makna yang tersendiri berbeda yang atu dengan yang lainnya namun memiliki keterkaitan bahan-bahan dasar.
Adapun bahan dasar yang biasanya selalu atau sering dipergunakan dalam banten, yaitu: porosan, bunga, pelawa. Dan yang lainny yang melengkapi banten-banten itu. Dalam upacara Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Bhuta Yadnya, dan Manusa Yadnya, banten yang digunakan biasnya berbeda-beda namun ada beberap banten yang biasnya biasa digunakan dalam upacara Panca Yadnya yang diselenggarakan.
Banten-banten yang dapat digunakan atau sebagai pelengkap dalam upacara Panca Yadnya yang diselengarakan, misalnya canang, Daksina, Peras. Serta bante-bante yang lain yang sifatnya umum. Maka dari itu sangat perlu kiranya kira kita mengetahui tentang makna-makna yang terkadung didalam sebuah banten itu, karena kita akan sering menggunakan banten-banten itu. Dalam kesempatan ini kami akan membahas tentang makna yang terkadung di balik banten peras.     


II.                PEMBAHASAN
1.1       Pengertian Peras.
            peras adalah suatu banten yang selalu menyertai banten yang lainya. Banten peras merupakan pertanda pengeesahan atau persmian suatu upakar yang biasanya setelah upacara selesai, lekukan pada kulit peraas itu ditarik. Dan beras yang ada dibwahnya akan ditaburkan. (Sanjaya.2010:61).
Taledan diisi kulit peras, base tampel, benang putih, kemudian diisi uang kepeng. Selanjutnya diatasnya diisi dua buaah tumpeng, lauk-pauk, jajan, buah-buahn, sampian peras, canang genten. Dan tempat lauk-pauknya dibuatkan sebuah kojong. Dalam lontar Yadnya Pakrti Peras adalah lambing Hyang Tri Guna Sakti. Dan dalam pemakian sehari-hari peras ini dipergunakan sebagai lambang kebersihan. (PHDI:1995:101)


1.2       Bahan-banah Peras
1.      Taledan.
2.      Kulit Peras
3.      Beras,
4.      Base tampel
5.      Benang Putih
6.      Uang kepeng
7.      2 buah tumpeng
8.      Lauk-pauk
9.      Jajan
10.  Buah-buahan
11.  Sampian peras
12.  Canang genten.
13.  Kojong peras
14.  Daging Ayam

1.3       Mankna Filosofis Bahan-banah Peras
1.      Taledan.

2.      Kulit Peras
3.      Beras,
Sebagai symbol kemakmuran dan kesejahraan. Karena setiap ada upacara yadnya pasti akan makmur.
4.      Base tampel
5.      Benang Putih
Adalah simbol dari hubungan antara Atma, JIwatma, dan Paramatma
Yang menyatu dalam proses Utpeti, Stiti, Pralina.

6.      Uang kepeng
Sebagai symbol windu
7.      2 buah tumpeng
8.      Lauk-pauk
9.      Jajan
10.  Buah-buahan
11.  Sampian peras
12.  Canang genten.
Yaitu canang yang terbuat dari janur atau daun pisang. Yang dibentuk segi empat, diatasnya diisi pelawa yang memiliki makna ketenangan dan kesucian hati. Selnjutnya secara berturut-turut diisi porosan, yang merupakan lambang Tri murti, diatasnya dirangkaikan janur berbentuk tangkih atau kojong dan paling atas diisi bunga yang merupakan ketulusan dan kesucian hati, pandan harum wangi-wangian. Reringgitan merupakan lambang kesungguhan hati.
13.  Kojong peras
Daging Ayam
2.3       Kaitan Kedalam Penyatuan Siva Siddhanta
            Dalam Peras banyak menggunakan sarana-saran yang memiliki makna tertentu. Sudah sangat jelas dalam peras itu ada unsure penyauan sekte-sekte kedalam sekte Siva Siddhanta. Terdapat porosan yang merupakan lambang dari Tri Murti yang disatukan oleh Mpu Kuturan sekte-sekte yang ada di Bali kedalam konsep Tri Murti. Dalam Tri Muri terdapat tiga sekte, yaitu Siva Siddhanta, Brahma, dan Vaisnawa. Serta dari bunga juga merupakan penyatuan dari beberapa Sekte-sekte kedaalm sekte Siva Siddhanta.


III.             PENUTUP
3.1              Simpulan
Dapat kami simpulkan bahwa dalam banten peras terdapat unsure penyatuan sekte-sekte kedaalm sekte Siva Siddhanta. Banten peras memiliki banyak makna apabila pada saat pembuatan dimaknai dengan baik maka banten itu akan lebih bermakna. Jadi sangat perlu dalam mengetahui makna-makna yang ada dibalik banten.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar