Selasa, 21 Januari 2014

Tugas Psikologi Pendidikan II Teori Skinner



TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN II
TEORI SKINNER


DOSEN PENGAMPU: I KETUT PASEK GUNAWAN, S.Pd.H



OLEH
NI MADE SULIARTINI
NIM: 10.1.1.1.1.3864




JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1               Latar belakang
            Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran disekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa fakto diantaranya: faktor dari siswa itu sendiri karena kurang mengerti dengan matapelajaran. Dan faktor dari luar yaitu: dari guru yaitu meliputi cara atau metode yang digunkan dalam pengajaran, faktor dari teman sebaya, faktor dari lingkungan dan sarana-prasarana pendukung yang ada disekolah atau dirumah.
     Guru sangat memegang pranan penting dalam proses pembelajaran. Karena apa yang diguru samapaikan disekolah itu juga membentuk kepribadian siswa itu sendiri. Dan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang  guru tidak hanya pintar   intelektual semata namuan, guru juga diharapakan memiki kemampuan memahani peserta didik dalam belajar dan memahami tingkah lakunya. Dan guru juga diharapkan bisa professional dalam mengajar dan bisa  menerapaka beberapa Teri-teori belajar yang ada, demi memebantu proses pembelajaran.
            Diantaranya Teori Skinner, Teori  ini sangat besar pengaruhnya dalam lapangan metodologi, dan teknologi pengajaran. Dan program-progrm inovatif dalam bidang pengajaran  sebagian besar disusun berdasarkan atas  teori Skinner. Teori Skinner yaitu teori yang mempelajari perubahan tingkah laku dan respon yang diberikan dari suatu tindakan. Jadi seorang guru atau calon pendidik sangat perlu mengetahui tentang teori Skinner ini karena banyak manfaat dan kegunaanya dalam membantu proses pembelajaran dikelas maupun Prakteknya.
1.2.  Rumusan Maslah.
1.2.1 Bagaimana  Pengertian Teori Skinner?
1.2.2 Bagaimana Pengunaan Teori Skinner?
1.2.3 Bagaimana Manfaat Teori Skinner?
1.3. Tujuan.
1.3.1 Ingin Mengetahui Pengertian Teori Skinner.
1.3.2  Ingin Mengetahui Penggunaan Teori Skinner.
1.3.2  Ingin Mengetahui Manfaat Teori Skinner.
           
             


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Teori Skinner
             B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
            Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat. Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
  Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.  Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. Dan  Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalu proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain: Dan Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, dan jika benar   diberi penguatan.
1)          Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
2)          Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
3)             Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
4)             Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini     lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
5)             Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal.
6)                           Skinner membedakan ada dua macam respon yang memepengaruhi prilaku sebagai hubungan antara perangsang dan perangsang, Responden response, Operant respons. Responden response, sangat terbatas adanya pada manusia dank arena ada hubungan yang pasti antara stimulus dan respons kemungkinan untuk memodifikasinya kecil. Dan . Operant respons, merupakan bagian terbesar dari pada tingkah-laku manusia,dan kemungkinan banyak memodifikasinya.
a)                  Respondens response, yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang perangsang tertentu. Perangsang-perangsang demikian itu, yang disebut elicting stimuli, menimbulkan respon-respon yang secara relative tetap.
b)                  Operant response yaitu, respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli, karena perangsang-perangsang itu telah memperkuat respon yang telah ada    
               Teori skinner adalah, Hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, respon yang diterima seseorang tidak sesederhana, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan memiliki konsekuensi. Konsekuensi ini yang akan mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi,
              Dan Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.  Tiga asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1.                  Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan  adanya perubahan   dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
2.                  Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
3.            Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok. Dan dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk hidup. Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
2.2.      Pengunaan Teori Skinner
            Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
2.2.1.   Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran.
             Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis yaitu meliputi:  Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat,  proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, materi pelajaran digunakan sistem modul, tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic,  dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman, dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum, tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah,  hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu), tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
     Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping, Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan dan dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine. Dan Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya, Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.

2.2.2.   Pengkondisisan dari operant  Skinner.
                        Dalam mengembangkan strategi pembelajaran dikelas, model ini memiliki langkah-langkah pokok dalam mengembangkan iklim kelas yang kondusif dan agar bisa bisa menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik. Dan adanya interaksi atau respon dari suatu tindakan, agar peserta didik bisa memeberikan respon yang positif dari pelajaran yang sedang diberikan.

2.2.2.1 Menganalisis lingkungan kelas.
1)                  Perilaku positif yang mendapatkan penguatan.
2)                  Perilaku negative saat ini diberi toleransi saat ini.
3)                  Hukuman apa yang dijalankan selama ini.
2.2.2.2 Mengembangkan daftar penguatan potensial.
1)               Kegiatan yang disukai oleh peserta didik.
2)               Perilaku yang selama ini mendapatkan hukuman.
3)                  Latar alami yang potensial menjadi penguat.
2.2.2.3 Memilih urutan perilaku yang akan mulai dilakukan.
1)                  Jenis hukuman apa yang akan diubah menjadi penguatan.
2)                  Perilaku positif mana yang terus-menerus muncul dikelas.
3)                  Stimulus mana yang digunakan untuk secara berbeda untuk mengendalikan perilaku
           
2.2.3.   Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan
            Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan yaitu meningkatkan perilaku yang diharapkan, Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu:

2.2.3.1 Memilih Penguatan yang efekti
            Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen, mainan dan uang.
2.2.3.2 Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu
                        Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar guru membuat pernyataan “jika…maka”. penguatan akan lebih efektif jika diberikan tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan dan perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak, maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi.
2.2.3.3 Memilih jadwal penguatan terbaik
            Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama ayitu: 1). Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon, 2). Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadisejumlah respon, akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapatdiperidiksi, 3). Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapawaktu akan diperkuat,  4). Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu.
2.2.3.4  Menggunakan Perjanjian (contracting).
              Adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan “jika… maka” dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan kemudian diberi tanggal.
2.2.3.5   Menggunakan penguatan negatif secara efektif
               Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon tersebut menghilangkan stimulus yang dihindari.seorang guru mengatakan”Pepeng, kamu harus menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut pembelajaran” ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.
2.2.3.6   Menggunakan Dorongan (prompt) Dan Pembentukkan (shaping).
              Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan terjadi. Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku sasaran.
2.2.3.7 Mengurangi Perilaku Yang Tidak Diharapkan.
             Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti mengejek, mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan berdasarkan analisis perilaku terapan adalah.
a).        Menggunakan Penguatan Diferensial.
b).        Menghentikan penguatan (pelenyapan).
c).        Menghilangkan stimuli yang diinginkan.
d).        Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman).
4).        Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner.

2.2.4    Prosedur pembentukan tingkah laku.
            Ada beberap jenis-jenis prosudur dan identifikasi dalam  pementukan tingkah-laku dalam operant conditioning atau teori Skiiner sebagai berikut:
2.2.4.1 Dilakukakn identifikasi mengenai hal apa yang merupakan reiforcer(hadia) bagi tingkah-laku yang akan dibentuk.
2.2.4.2  Dilakukan analisis untuk mengedentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah-laku yang dimaksud. Komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya tingkah-laku yang dimaksud.
2.2.4.3.  Mempergunakan  secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reiforcer (hadiah) untuk masing-masing komponen itu.
2.2.4.4.     Melakukan pembentukan tingkah-laku, dengan menggunakan urutan komponen-kopone yang telah tersusun itu. Kalau komponen pertama telah dilakukan maka komponen itu akan sering dilakukan. Kalau komponen inin sudah dibentuk dan berulang-ulang komponen pertama dan kedua terbentuk, maka komponen ketiga dan selanjutnay sampai seluruh tingkah-laku yang diharapkan terbentuk.

2.2.4.               Kelebihan dan kekurangan teori Skinner.
2.2.4.1 Kelebihan.
            Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.    
2.2.4.1 Kekurangan
           Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
             Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa
2. 3.   Manfaat Teori Skinner
Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.
Manfaat yang lain, seorang guru dapat mengetahui suatu perilaku atau respons yang akan dihasilkan. Respon yang dihasilkan tersebut juga memiliki berbagai konsekuensi yang akan memepengaruhi prilaku individu. Seorang guru dapat mengetahui perilaku individu dari dengan pemahaman antara setimulus satu dengan yang lainnya, respon yang muncul juga berbagai kosekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut.  












BAB III
         PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Dari materi diatas dapat  saya tarik kesimpulan bahwa Teori Skinner adalah teori yang, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, respon yang diterima seseorang tidak sesederhana, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Dan ada beberapa unssur penting dalam belajar yaitu:  Adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
3.2. Saran
            Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi para pembaca dan bisa dijadikan jadikan pedoman dalam mengajar karena dalam makalah yang saya buat ini banyak menyangkut tentang prilaku peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar